Senin, 25 Mei 2015

Hakekat Kesadaran Politik

Hakekat Kesadaran Politik

A. Makna Kesadaran Politik

Budaya politik yang berkembang di masyarakat akan selalu berkaitan dengan kesadaran politik. Pada hakekatnya budaya politik merupakan cerminan dari kesadaran politik suatu masyarakat terhadap sistem politik yang sedang berlaku.

Kesadaran politik masyarakat tidak hanya diukur dari tingkat pastisipasi mereka dalam kegiatan pemilu. Akan tetapi diukur juga dari peran serta mereka dalam mengawasi sistem pemerintahannya. Setiap masyarakat mempunyai kesadaran politik berbeda-beda. Kesadaran politik masyarakat sangat tergantung dari latar belakang pendidikannya.

Menurut Jack Plano dalam bukunya Kamus Analisa Politik (1994), sosialisasi politik dapat diartikan sebagai proses penanaman nilai-nilai politik yang dilakukan suatu generasi kepada generasi lain melalui berbagai media perantara seperti keluarga, sekolah, partai politik, media massa dan sebagainya supaya tercipta masyarakat yang memiliki kesadran politik.

B. Mekanisme Sosialisasi Budaya Politik

Mekanisme sosialisasi budaya politik mengandung pengertian berupa cara-cara atau teknik penanaman atau pembentukan nilai-nilai politik kepada individu atau anggota masyarakat untuk memperkuat dan mengarahkan orientasi politik yang telah ada dalam dirinya.

Menurut Michael Rush dan Phillip Althoff, mengatakan bahwa sosialisasi politik adalah proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik.

Menurut Gabriel A. Almond, sosialisasi politik dapar membentuk dan mentransmisikan kebudayaan politik suatu bangsa dan memelihara kebudayaan politik suatu bangsa dengan bentuk penyampaian dari generasi tua ke generasi muda. Terdapat 6 sarana atau agen sosialisasi politik menurut Mochtar Masoed dan Colin MacAndrews, yaitu :
  1. Keluarga, lembaga pertama yang dijumpai seorang individu saat lahir
  2. Sekolah, yaitu agen sosialisasi politik memberi pengetahuan bagi kaum muda tentang dunia politik
  3. Kelompok bermain, yaitu kelompok bermain masa anak-anak yang dapat membentuk sikap politik seseorang.
  4. Tempat kerja, yaitu organisasi formal maupun nonformal yang dibentuk atas dasar pekerjaan seperti serikat kerja, serikat buruh.
  5. Media massa, yaitu informasi tentang peristiwa yang terjadi dimana saja dengan cepat diketahui masyarakat sehingga dapat memberi pengetahuan dan informasi tentang politik
  6. Kontak – Kontak politik langsung, yaitu pengalaman nyata yang disarankan oleh seseorang dapat berpengaruh terhadap sikap dan keputusan politik seseorang
Dibuat Oleh : Fajar Surya Megantara

Minggu, 24 Mei 2015

Budaya Politik

Budaya Politik

Berikut akan diuraikan  mengenai pengertian budaya politik, tipe-tipe budaya politik, budaya politik di Indonesia,pentingnya sosialisasi dalam pengembangan budaya politik, peran serta politik partisipan

A. Pengertian Budaya Politik

Budaya politik dapat diartikan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yng memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya.

B. Tipe-Tipe Budaya Politik
Tiga tipe kebudayaan menurut Almond dan Verba:
  1. Budaya politik parokial.
    Memiliki cirri partisipasi masyarakat sangat bergantung pada pemimpinnya
  2. Budaya politik subjek.
    Memiliki ciri masyarakat sudah memiliki pengetahuan yang cukup tentang sistem politik.
  3. Budaya politik partisipan.
    Memiliki ciri masyarakat sudah ikut terlibat dalam sistem politik pemerintahan.

C. Pembagian Tipe Budaya Politik Menurut Geertz
  1. Budaya politik abangan adalah budaya politik masyarakat yang menekankan aspek-aspek animisme
  2. Budaya politik santri adalah budaya politik masyarakat yang menekankan pada aspek-aspek keagamaan, khususnya Islam.
  3. Budaya politik priyayi adalah budaya politik masyarakat yang menekankan keluhuran tradisi.
D. Tipe-Tipe Budaya Politik Yang Berkembang di Indonesia
  1. Budaya politik tradisional
    Budaya politik tradisional merupakan budaya politik yang memprioritaskan satu budaya dari etnis tertentu. 
  2. Budaya politik Islam
    Budaya politik Islam adalah budaya politik yang lebih mendasarkan idenya pada keyakinan dan nilai agama Islam. 
  3. Budaya politik modern
    Budaya politik modern adalah budaya politik yang lebih bersifat netral tanpa mendasarkan pada budaya atau agama tertentu.
E. Pentingnya Sosialisasi Pengembangan Budaya Politik

Menurut Almond dan Verba, budaya politik demokratis merupakan gabungan dari budaya politik partisipan, subjek, dan paroikal.

Menurut Samuel P. Huntington, modernisasi budaya politik ditandai oleh tiga hal yaitu sebagai berikut :
  1. Sikap politik yang rasional dan otonom di dalam masyarakat. (Tidak memilih satu pilihan politik berdasarkan pemimpinnya)
  2. Diferensiasi struktur. (Sudah ada spesifikasi atau tugas yang harus dilakukan)
  3. Perluasan peran serta politik di dalam masyarakat.
F. Peran Serta Politik Partisipan
Dalam peran serta politik partisipan, masyarakat diarahkan untuk berperan aktif dalam proses politik yang berlangsung di lingkungannya.
Tipe-tipe partisipan adalah sebagai berikut :
  1. Partisipan terbuka : para responden yang tidak acuh terhadap perkawinan antarpartai dan menjelaskan dirinya sendiri secara emosional dalam pemilihan.
  2. Partisipan apatis : para responden yang memilih salah satu partai besar dan menyatakan ketidakacuhannya terhadap perkawinan antarpartai serta mengingkari perasaan pemilihan.
  3. Partisipan bersemangat : para responden yang prihatin terhadap perkawinan antarpartai dan secara emosional terlibat dalam pemilihan. 

Dibuat oleh : Nurma Lishera

Jumat, 01 Mei 2015

Pengamat: Kondisi Politik Pengaruhi Posisi Tawar Indonesia


Presiden Jokowi memberikan pidato penutupan di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika 2015 di JCC Jakarta, Kamis (23/4/2015). Dalam konferensi tersebut disepakati tiga poin kesepakatan antar negara-negara Asia-Afrika. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Presiden Jokowi memberikan pidato penutupan di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika 2015 di JCC Jakarta, Kamis (23/4/2015). Dalam konferensi tersebut disepakati tiga poin kesepakatan antar negara-negara Asia-Afrika. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Posisi tawar Indonesia semakin meningkat usai menjadi tuan rumah Peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika (KAA) yang berlangsung di Jakarta dan Bandung. Dunia internasional menjadi lebih tahu bahwa kondisi Tanah Air yang kondusif dapat dijadikan salah tujuan investasi bagi negara lain, khususnya peserta KAA.


Namun, iklim investasi yang sudah kondusif ini masih tergantung pada kondisi politik Tanah Air yang hingga kini belum terlalu bagus dan dapat mengurangi minat investor ke Indonesia.

"Kita punya banyak hal untuk menaikkan posisi tawar kita. Tapi masalah politik (dalam negeri) tidak selesai-selesai. Padahal kepentingan luar negeri bergantung pada kepentingan nasional," ujar pengamat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adriana Elisabeth di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (25/4/2015).


Indonesia yang saat ini dipimpin Presiden Joko Widodo atau Jokowi, menurut Adriana, sudah semakin baik. Khususnya dalam perubahan paradigma pembangunan yang sebelumnya hanya menekankan pembangunan darat, Jokowi sudah mulai serius memperhatikan kawasan maritim.

"Paradigma kita masih pembangunan di darat, bukan di laut. Tapi ketika kita sudah tahu arah kita, dan Jokowi sudah menegaskan pembangunan maritim, tinggal lagi bagaimana mengarahkan mau ke mana," ucap dia.


Sedangkan mengenai peran Indonesia dalam penyelenggaraan KAA yang baru saja usai, meski isu mengenai kemandirian negara peserta saat ini masih jauh dari harapan. Namun pada dasarnya, menurut Adriana, Indonesia telah berhasil memberi pandangan akan semangat KAA.

"Konferensi Asia Afrika dan Dasasila ini masih relevan. Soal kemandirian juga masih relevan, meskipun kemandirian itu belum terlihat semua. Kita bisa hitung berapa negara yang sudah bisa mandiri, termasuk kita. Indonesia saja masih butuh banyak investor guna pembangunan ini. Dan ini yang menjadi persoalan di segi kemandirian ekonomi," pungkas Adriana. (Ado/Sss)